Kini saya dan istri sedang senang-senangnya menanti kelahiran anak pertama kami. Memang seh masih lama mmm..lebih kurang dua setengah bulan lagi. Tapi tentu saja tak bisa menahan kegembiraan kami. Perubahan dari status suami istri jadi ibu dan ayah memang seru. Bukan hanya karena sebutan di antara kita berubah dari sayang menjadi bunda dan ayah tapi apa yang harus kita persiapkan untuk anak yang akan dititipkan oleh Allah kepada kita. Kita bersekolah untuk menjadi insinyur, guru dan dokter, namun tidak ada sekolah yang mempersiapkan kita untuk menjadi ayah dan ibu. Akhir-akhir ini saya agak dipusingkan oleh pencarian nama hehehe, Tutty istri saya memang tidak memberikan syarat nama yang harus diberikan pada calon anak kami nanti tapi tetap saja tugas mencari nama ini merupakan suatu hal yang menantang bagi saya..hahaha. Memang saya mencari nama-nama yang unik dan jarang ditemui tapi kok akhirnya saya pusing sendiri...hehehe ngak tau juga akhirnya seperti apa. Tapi pada akhirnya yang paling penting adalah kesiapan kita dalam menanti anak ini tidak menjadi masalah apakah itu perempuan atau laki-laki yang penting diberikan oleh Allah dalam keadaan sehat dan apapun yang diberikan harus kita syukuri sebagai rahmat dari Allah SWT.

Kanker Payudara


Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan karena seringkali berakhir dengan kematian. Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim. Kanker merupakan hasil dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel yang tidak normal ini umumnya membentuk suatu benjolan yang disebut tumor. Tidak semua tumor bersifat kanker, tumor yang bersifat kanker biasanya disebut tumor ganas sedangkan yang tidak bersifat kanker disebut tumor jinak. Sampai saat ini penyebab dari kanker payudara sendiri belum diketahui dengan pasti. Tetapi secara medis bisa dikatakan bahwa seseorang berpeluang terkena kanker karena karsinogen, daya tahan tubuh dan aspek psikis. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara antara lain : usia, riwayat kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal seprti menstruasi pertama terlalu cepat dan menopause dini. Selain itu upaya menuda kehamilan atau kehamilan pertama terjadi di atas usia 30 tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak atau kurang berolah raga juga dapat memperbesar resiko terserang kanker payudara.Data WHO sendiri menunjukkan 78% kanker payudara terjadi pada wanita di atas 50 tahun, hanya 6% nya yang terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun. Tapi pada saat ini semakin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30 tahun. Oleh karena itu tidak ada salahnya untuk bersikap lebih waspada terhadap perubahan yang terjadi pada payudara anda meski anda baru berusia 30 an.Di Indonesia sudah lama meperkenalkan metode SADARI (periksa payudara sendiri). Ini adalah suatu metode yang sederhana dalam mendeteksi dini terhadap adanya gejala kanker payudara. Diharapkan dengan adanya metode ini dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara karena dengan deteksi dini maka proses pengobatan yang diperlukan dapat segera dilakukan.Kanker payudara sendiri juga dapat dialami oleh pria walaupun dalam persentase yang lebih kecil daripada wanita. Kanker payudara pada pria juga berbahaya, karena itu disarankan pria juga melakukan SADARI sehingga setiap perubahan dapat diketahui

;;